Pati-mediasuarakita.com - bertempat di halaman BPBD Kabupaten Pati, Pj Bupati Pati Henggar Budi Anggoro menghadiri apel siaga bencana.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Dandim 0708/Pati, Kapolresta Pati, Kepala BPBD Kabupaten Pati, Kepala OPD Kabupaten Pati, Rekan PMI, TRC, Tagana, FRPB, Damkar, Mastana (Masyarakat Tanggap Bencana), Tim baru Unit LIDi Kabupaten Pati serta rekan relawan lainnya.(1/11/23)
PJ Bupati Pati menyampaikan bahwa apel siaga bencana merupakan momentum penting untuk menyamakan persepsi khususnya bagi para pemangku kepentingan dalam memberikan arahan dan kebijakan terkait langkah yang harus ditempuh dalam menghadapi bencana.
Tak lupa ia mengucapkan terimakasih dan apresiasi kepada Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pati beserta jajarannya, yang telah memfasilitasi terlaksananya kegiatan ini.
"Saya ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak dan juga relawan yang senantiasa memiliki kepedulian tinggi dalam meringankan beban saudara kita yang tengah mengalami krisis air bersih. Alhamdulillah bantuan air bersih hingga kini terus bergulir untuk membantu saudara-saudara kita disana," tuturnya.
Berdasar prediksi BMKG bahwa awal musim hujan Tahun 2023-2024 di wilayah Jawa Tengah akan dimulai pada bulan November 2023.
"Saya berpesan agar kita tetap memiliki kewaspadaan. Hujan ekstrim juga dapat menjadi ancaman banjir bandang yang harus diantisipasi sejak dini. Seperti yang terjadi di beberapa Kabupaten di Jawa Tengah, hujan deras beserta angin kencang telah menyebabkan kerusakan yang cukup parah," tuturnya.
Upaya peningkatan kesadaran masyarakat yang telah digagas oleh BPBD dengan membentuk Desa Tangguh Bencana perlu digalakkan kembali.
"Saya juga menyambut baik pengukuhan Unit Layanan Inklusif Disabilitas (LIDi) Penanggulangan Bencana Kabupaten Pati. Dimana pada unit ini, Pemerintah Daerah memberikan ruang dengan melibatkan secara aktif para penyandang disabilitas dalam penanggulangan bencana." tegas Henggar.
Ia berharap para disabililitas nantinya memiliki kemandirian, kompetensi serta mampu berkontribusi dalam menghadapi situasi darurat.
Henggar menyebut melalui momen ini pula, perlu dilakukan evaluasi bersama terkait kesiapan dan kapasitas yang dimiliki baik sumber daya, peralatan, fisik dan mental dalam tanggap bencana.
"Perlu adanya penguatan daya tanggap dan kepekaan para relawan perlu senantiasa ditumbuhkan dalam rangka membangun kemandirian dan kesigapan. Dengan demikian setiap personel dan relawan akan memiliki kemampuan dan kecepatan bertindak dalam setiap misi kemanusiaan," tandasnya. (rn)